HIMALAYA Out Door Activities

Senin, 12 Maret 2012

Dunia ini Memang Kecil

memang benar pepatah teman saya sri rahmanto " Dunia Ini Memang Kecil"
dimana pun aq berada kenapa slalu ada dia...???
hanya tatapan mata dari jauh yg selalu memicu api" yg timbul dari dlm hati ini..
tapi kenapa ???

andaikan saja engkau tahu betapa besar rasa ini, hanya dengan memandangmu dunia ini serasa di surga...
senyumanmu yang selalu menghiasi wajahmu membuat q rindu akan hadirmu

12 maret 2012 tepat pukul 16:30 wajahmu begitu ceria tapi apa daya ternyata engkau bahagia karna seseorang yg tlah ada di sampingmu...
oooh........ knp harus dirimu???

hancur.. remuk.. itulah yg terasa..
sekarang kehadiran dirimu sangatlah berharga..
jika engkau tidak ada aq merasa galau...

SALAM GALAU

Rabu, 07 Maret 2012

cek kondisi sang Raja Jalanan



RX-King muncul persis tahun ‘80, namanya masih melegenda hingga sekarang. Riding position dan performa mesinnya banyak yang suka, sebab cukup familiar di semua kalangan segmen. Segmen berumur lebih suka posisi gaya berkendara dan remaja lebih dimanja oleh performa mesinnya.
Bagaimana cara menjaga performa RX-King saat mulai berumur dan agar tak menjadi motor nomer 2 di garasi ?. Ikuti saja penuturan Yudi Cakil tuner serba bisa dari Surabaya, yang tahu persis sejarah RX-King. Sebab, dia juga pernah menangani RX-King buat karapan di era ‘85 an.



SPUL PENGISIAN & LAMPU 
 Menganut model inner, artinya spul tertutup oleh magnet atau posisi spul di dalam dan magnet di sisi luar. Konstruksinya model kering, sehingga rambatan panas mesin mudah menyulut kumparan spul lampu.

Tak jarang, sampai spul berwarna coklat kehitaman. Kondisi demikian ini, sumber arus listrik untuk pengapian dan yang didistribusikan buat lampu rawan problem. Dan detonasi di RX-King tak hanya disebabkan oleh tumpukan kerak di ruang bakar, tidak lancarnya suplai arus listrik ke CDI dan koil juga bisa menyebabkan timbul missed fire dan berujung ke detonasi.

Maka penting di setiap 6 bulan, dilakukan pengecekan fisik warna spul, untuk mengetahui batas penyimpangan yang terjadi. “Kalau memang terjadi perubahan pada warna spul, runut dan periksa ulang kabel buat pengisian CDI, terutama soket dan skun nya,” terang Yudi.

SOK DEPAN MATI SURI 
 Sok depan memang rawan bocor, tapi sesuai dengan fisiknya cuman sil debu dan sil oli yang acap mengalami penggantian. Padahal satu sisi, spiral daleman tabung sok juga menentukan peranan kekenyalan dan kelembutan rebound sok.

Ciri khas sok depan mati suri, biasanya saat kapasitas oli sok ditambah tetap tak ada perubahan pada kekenyalan sok depan. Sehingga, ketika dikendarai boncengan bodi depan terkesan ambles.

Dengan begitu travel produktif sok depan jadi berkurang, sehingga terkesan sok depan lebih keras. Memang susah juga sih untuk mengetahui layak tidaknya pemakaian spiral daleman sok depan.

Tapi bisa dipastikan, setiap 33 tahun layaknya spiral daleman sok depan diganti baru yang orsi. Jadi dalam perawatannya jangan cuman mengganti sil, sebagai hasil identifikasi kebocoran sok depan.

BEARING BAMBU BIG END 
 Fungsinya untuk memperlancar gerakan stang piston yang nancap di daun as kruk. Kontruksi bearing bambu melapis pen big end pada stang piston. Dan sifat pelumasan pada komponen ini hanya mengandalkan bias gas segar yang dibilas di lubang bilas.

Ketika kepekatan campuran oli samping tak teratur, keausan pada bearing bambu makin cepat tetrjadi. Suara bearing bambu yang aus, akan terdengar nyaring saat lubang knalpot ditutup. Tak ada cara lain, kecuali dilakukan penggantian. Dan hal ini biasa terjadi di saat berumur 4 tahun dan aktif dipakai boncengan.

POMPA OLI 
 Mekanismenya menganut sistem rotary, dengan bantuan cam plate sebagai penggerak diafragma dan kemudian menciptakan kevakuman untuk menghisap oli samping dan disuplai ke intake manifold dan selanjutnya tercampur dengan gas segar.

Komponen ini lebih bagus dianggap komponen paling vital di mesin 2 tak. Sebab, banyak komponen mesin yang berada di silinder dan crank case, mengalami ketergantungan dengan bias oli samping.

Problem pada pompa oli samping, biasa terjadi penyimpangan pada bagian drive gear atau driven gear yang mulai aus. Sehingga, singgungan antara gigi penggerak dan yang digerakkan tak bisa matching.

Debit oli samping jadi tak sebanding dengan putaran yang dihasilkan mesin. Problem pompa oli samping lainnya, juga bisa disebabkan oleh diafragma yang mulai getas. Sehingga daya hisap jadi berkurang, meskipun cam plate aktif bekerja sebanding dengan putaran mesin.

Untuk melakukan pengecekan problem ini, sebaiknya dilakukan pengecekan tekanan oli samping yang keluar dari pompa oli, setiap proses tune up. “Dan problem pada perangkat ini tak mengenal waktu, baik baru maupun lama juga bisa mengalaminya,” urai Yudi. 

PISTON KALIPER DEPAN TAK MAU BALIK
 Saat diganti kampas baru, putaran roda depan tambah berat. Logikanya memang efek dari pad kampas rem yang makin tebal. Tapi dari pin fleksibel, minimal piston kaliper bisa bebas 1 mm – 2 mm saat tuas master dilepas.

Problem seperti ini memang memusingkan dan menjadi salah satu point trouble shooting paling sulit dipecahkan. Tapi kalau sampai pernah mengalami hal seperti ini, sebaiknya dilakukan over houl kaliper.

Problem ini biasa disebabkan oleh piston kaliper yang tak mau balik, disebabkan sil piston kaliper yang mulai kering pelumasnya. “Mumpung lagi bongkar pasang kaliper, sebaiknya lakukan juga pemeriksaan terhadap sil-sil kaliper, siapa tahu sudah getas, ”ingat Yudi.

GANTI KNALPOT PDK
 Kalau pertama kali muncul, RX-King identik dengan knalpot 3V3, tapi buat jangkauan luar kota di kecepatan top speed power mudah ngedrop. Begitu juga dengan segmen kalangan remaja pemilik RX-King, ada baiknya juga mengganti knalpot orsinya.

Dimana knalpot ini ditujukan untuk membagi power mesin RX-King, agar gasingan bawah, tengah hingga top speed lebih jalan. Paling pas mengaplikasi knalpot model Python, dengan lekukan leher landai, perut sedang dan sudut diffuser tajam serta silencer panjang. “Klop buat konsumsi kota-kota dan luar kota, ”saran Yudi.

Karburator Pe28 pilihan sang Raja Jalanan

Apakah anda mengenal karbu-pe28 ? Salah satu dari beberapa Karburator yang dijadikan alternatif pilihan. Misalkan Karburator Rx King berventuri 26, Karbu NSR SP PE28, PWK, PWL dsb. Kembali semua kepada urusan kantong, kemudahan pemasangan dan penyetingan.




Dari gambaran di ataslah maka, pilihan banyak dijatuhkan kepada Karburator tipe PE 28. Namun karena sangat laris dipasaran, produk ini banyak versinya. Dari versi original masih dikisaran 2 juta lebih, versi Thailand sekitar 500-600rb atau versi yang lain dibawah 500rb. Tentunya beda harga sedikit berbeda dengan yang asli.
Karbu PE 28 Thailand banyak yang menjadi pilihan. Selain harga masih relatif terjangkau, barang mudah ditemui dipasaran, dan setingnya masih cukup relatif mudah. Untuk bisa men”cangkok” sang PE 28 di intake manifol Yamaha Scorpio perlu dibuatkan karbu-pe28-di-scorpio1adaptor. Fungsinya agar mangkuk karbu tidak mentok dengan starter electric Yamaha Scorpio. Ketebalan adaptor sekitar 1-1.5cm dengan bahan terbuat dari alumunium. Namun perlu diingat, saat membuat adaptor perlu dibuatkan untuk pemasangan o-ring seperti halnya yang terdapat pada intake manifold. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebocoran.


Karbu-pe28-di-scorpio2 Karbu PE 28 cukup diminati, karena sistem konvensional diakui memiliki tingkat responsifitas yang cukup tinggi dibanding model Vacuum. Paling disukai oleh para rider yang suka kecepatan. Naik turun skep dimainkan oleh tarikan kabel gas akibat buka-tutup grip throttle. Walau diakui bahwa walau pemasangan relative mudah, namun butuh setingan yang pas agar enak dipakai untuk harian. Penggantian “jetting” untuk main jet dan pilot jet menjadi suatu keharusan. Disini yang terkadang membuat sebagian orang putus asa. Karena motor menjadi boros, akibat tidak diperoleh keakuratan setingan karbu. Memang untuk setingan karbu yang benar adalang menggunakan alat guna mengukur AFR (Air Fuel Ratio) sehingga bisa dengan tepat menentukan perbandingan antara Udara dan Fuel/Bensin

Selasa, 06 Maret 2012

Sejarah Sang Raja Jalanan

Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, tim peneliti pasar berkeliling di jawa, Sumatera dan beberapa bagian daerah lain Indonesia. Mereka mengedarkan desain motor dari Jepang yang akan segera hadir di Indonesia. banyak para pengendara motor yang berkomentar bahwa mereka ingin motor yang gagah. Hasil riset ini disampaikan pada konseptor waktu itu Nobuo Aoshima, Chikao Kimata, Motoaki Hyodo. Dengan sedikit perubahan desain pada bagian depan sehingga mengesankan hewan yang mengejar mangsanya, banyak partisipan riset yang berseru, "ini baru gagah!"



Riset pasar juga menunjukkan bahwa banyak konsumen yang mengeluhkan performa motor 2-TAK boros bahan bakar, rendahnya kekuatan pada kecepatan rendah, dan terlalu banyak mengeluarkan asap.

Lalu diluncurkanlah RX-King pada tahun 1983. "Gagah"... itulah kesan pertama memandang RX-King. Bagian yang mempertegas kesan ini tampak terutama dari grafis pada tangki. RX-King adalah motor 2-TAK yang mengkombinasikan efisiensi bahan bakar hingga 15% berkat Yamaha Energy Induction System (YEIS), dan tenaga besar hingga 5.000 rpm dengan Yamaha Computerized Lubrication System.

Kehadiran RX-King dengan desain dan kemampuannya bagaikan hujan di musim kemarau. Hingga saat ini RX-King menjadi legenda yang menempati hati penggemar motor Indonesia.